Rabu, Februari 01, 2012

Tari Matah Ati

Tari 'Matah Ati'

‘Matah Ati’ mengisahkan perjuangan dan perjalanan cinta Rubiyah, seorang wanita dari kalangan rakyat biasa yang berjuang melawan penjajah bersama Raden Mas Said yang juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyowo.
Kisah ini juga menceritakan sejarah berdirinya Istana Mangkunegaran, di mana Rubiyah dipersunting Raden Mas Said dan diberi nama Bandoro Raden Ayu Kusuma Matah Ati, yang kemudian menurunkan generasi raja-raja Mangkunegaran. Pertunjukan ‘Matah Ati’ berangkat dari konsep ‘Langendriyan’ lahir dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro ke IV, oleh Mangkunegoro IV, menyajikan tarian klasik dalam Gaya Tari Mangkunegaran serta menggunakan tembang-tembang Jawa sebagai ekspresi pertunjukan.
Matah Ati diangkat dari perjuangan cinta seorang wanita Jawa di abad ke-18 yang mendedikasikan hidupnya bagi keluarga dan bangsa.
Kisah ini semakin relevan dengan jaman sekarang karena apa yang diyakini Rubiyah di masa itu hingga kini terus diyakini oleh berjuta wanita Indonesia lainnya, bahwa perjuangan merupakan bentuk cinta untuk mewujudkan semangat kebersamaan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Bandoro Raden Ayu (BRAy) Atilah Soeryadjaya, pencetus ide dan konsep, penulis naskah dan sutradara pentas tari ‘Matah Ati’. 
“Pentas ini dikemas dalam tradisi Istana Mangkunegaran yang kental, dalam bentuk tarian dan tembang jawa klasik. Tantangan kami adalah bagaimana menyuguhkan pentas tari ini sebagai sebuah tontonan yang apresiatif terhadap budaya, sarat makna, namun sangat menarik untuk ditonton.”
Formasi tarian di beberapa adegan yang menampilkan Rubiyah dikelilingi para prajurit wanitanya, diilhami dari tata makam Rubiyah di Astana Gunung Wijil Jawa Tengah yang juga dikelilingi oleh makam-makam prajurit wanitanya. Hal yang sama dilakukan Atilah dalam mendesain kostum penari. Pertunjukan ini melibatkan 78 orang penari dan pemain gamelan, dan dirancang agar tampil menarik dan mampu menjadi momentum bagi kebanggan bangsa Indonesia untuk menghargai dan mencintai seni budayanya dan lebih dikenal di dunia internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar